Cara Pelaksanaan Puasa Syawal dan Keutamaannya

Cara Pelaksanaan Puasa Syawal dan Keutamaannya

[vc_row][vc_column][gva_block_heading title=”Cara Pelaksanaan Puasa Syawal dan Keutamaannya” style=”style-2″ align=”align-left” subtitle=”oleh Ustadz Adi Hidayat”]Redaktur Soesanto Arief[/gva_block_heading][vc_column_text]

Dari Abu Ayyub Al Anshori, Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda,

مَنْ صَامَ رَمَضَانَ ثُمَّ أَتْبَعَهُ سِتًّا مِنْ شَوَّالٍ كَانَ كَصِيَامِ الدَّهْرِ

“Barangsiapa yang berpuasa Ramadhan kemudian berpuasa enam hari di bulan Syawal, maka dia berpuasa seperti setahun penuh.” (HR. Muslim, no. 1164).

عَنْ ثَوْبَانَ مَوْلَى رَسُولِ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- عَنْ رَسُولِ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- أَنَّهُ قَالَ : مَنْ صَامَ سِتَّةَ أَيَّامٍ بَعْدَ الْفِطْرِ كَانَ تَمَامَ السَّنَةِ. مَنْ جَاءَ بِالْحَسَنَةِ فَلَهُ عَشْرُ أَمْثَالِهَا

Dari Tsauban, bekas budak Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda: “Barangsiapa berpuasa enam hari di bulan Syawal setelah Idulfitri, maka ia telah menyempurnakan puasa setahun penuh. Karena siapa saja yang melakukan kebaikan, maka akan dibalas sepuluh kebaikan semisal.” (HR. Ibnu Majah no. 1715. Al Hafizh Abu Thohir mengatakan bahwa hadits ini shahih).

[/vc_column_text][vc_column_text]Puasa Syawal yang bisa dilakukan setelah hari raya Idul Fitri, memiliki banyak keutamaan sebagaimana yang sudah dijelaskan dalam beberapa hadits diatas. Jika digabungkan dengan puasa Ramadhan, pahala puasa 6 hari di bulan Syawal akan sama dengan puasa setahun penuh.

Ustad Adi Hidayat Lc MA dalam sebuah video ceramahnya mengatakan berpuasa seperti setahun penuh asalnya karena setiap kebaikan dikalikan dengan sepuluh kebaikan yang semisal. Berpuasa Ramadhan sebulan penuh sama dengan berpuasa selama sepuluh bulan (30 x 10 = 300 hari = 10 bulan) dan puasa enam hari di bulan Syawal sama dengan berpuasa selama dua bulan (6 x 10 = 60 hari = 2 bulan). 

Masya Allah… adakah yang lebih baik balasannya selain balasan kebaikan dari Allah subhanahu wa ta’ala. Maka marilah berlomba lomba dalam kebaikan, karena Allah telah menyediakan balasan kebaikan yang berlipat-lipat. 

 [/vc_column_text][vc_single_image image=”4472″ img_size=”large” style=”vc_box_rounded” onclick=”link_image”][vc_column_text] 

“Hari pertama Syawal haram berpuasa karena itu adalah hari raya Idul Fitri. Boleh mulai berpuasa Syawal besoknya pada hari kedua hingga akhir Syawal,” ujarnya.

Puasa Syawal ini berjumlah enam hari.

Pelaksanaannya boleh dilakukan sekaligus atau enam hari berturut-turut, boleh juga tidak berturut-turut atau dicicil, yang penting hingga akhir Syawal jumlahnya enam hari.

Namun, bagaimana dengan orang yang memiliki hutang puasa Ramadhan (qadha)? Apakah harus mendahulukan qadha puasa dan baru puasa Syawal?

Ustadz Adi Hidayat menjelaskan jika ada dua pendapat ulama mengenai hal tersebut.

Pendapat pertama adalah pendapat yang ketat.

Ulama menyampaikan, jika terjadi dua situasi yang mempunyai kewajiban qada’ baik perempuan yang haid pada saat Ramadhannya atau laki-laki yang memiliki persoalan harus mengada’ puasa karena sakit dan sebagainya, lalu bertemu Syawal maka harus mendahulukan yang wajib.

Yaitu mendahulukan membayar hutang puasa Ramadhan karena sifatnya wajib.

Secara tatanan, wajib berada di atas sunnah.

Wajib memiliki arti jika dikerjakan mendapat pahala dan jika ditinggalkan mendapat dosa.

Jika setelah membayar hutang puasa Ramadhan tidak memiliki kesempatan puasa Syawal, tetapi dalam hati memiliki keinginan dan niat menjalankan maka pahalanya tetap dituliskan.

Sedangkan menurut pendapat kedua, boleh mengerjakan puasa Syawal dulu kemudian baru membayar hutang puasa Ramadhan.

Pertama, firman Allah pada Q.S. Surat Al-Baqarah ayat 184.

Kedua, Sayyida ‘Aisyah ra pernah membayar hutang puasa di bulan sya’ban ketika akan bertemu dengan Ramadhan selanjutnya.

Tetapi, Ustadz Adi Hidayat mengatakan jika dirinya lebih condong pada pendapat pertama.

Yaitu membayar hutang puasa Ramadhan terlebih dahulu yang sifatnya wajib.

Sebab, tidak ada yang bisa memastikan sampai batas kapan manusia diberikan umur dan bisa memastikan bisa membayar hutang puasanya.

Dan berikut ini lafal niat puasa Syawal.

ﻧَﻮَﻳْﺖُ ﺻَﻮْﻡَ ﻏَﺪٍ ﻋَﻦْ ﺃَﺩَﺍﺀِ ﺳُﻨَّﺔِ ﺍﻟﺸَّﻮَّﺍﻝِ ﻟِﻠﻪِ ﺗَﻌَﺎﻟَﻰ

Nawaitu shauma ghadin ‘an adâ’i sunnatis Syawwâli lillâhita‘âlâ.

Artinya, “Aku berniat puasa sunah Syawwal esok hari karena Allah SWT.”

Semoga Allah memudahkan kita menjalankan ibadah puasa enam hari di bulan Syawal sehingga bisa meraih keutamaan puasa setahun.

[/vc_column_text][/vc_column][/vc_row][vc_row row_space=”remove_padding_top”][vc_column][gva_blogs_small_list title=”Baca Juga” loop=”size:3|order_by:date|post_type:post”][/vc_column][/vc_row]

Baca Artikel Lainnya..

One thought on “Cara Pelaksanaan Puasa Syawal dan Keutamaannya”

  1. Tri Astuti berkata:

    Alhamdulillah terima kasih atas ilmu²nya, semoga berkah untuk semua, maju terus YAGEMAR

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Chat Admin YAGEMAR
Anda butuh Bantuan?
Assalamualaikum Wr. Wb
Selamat datang di YAGEMAR, Ada yang bisa kami bantu?